09 Desember 2011

-Goresan Luka yang akan Membekas-

Sesekali kulitku terluka, aku tak pernah mengeluarkan air mata, namun bila hatiku yang terluka, mata ini seperti aliran sungai yang deras, bahkan aku lupa bagaimana cara membendungnya.

Kadang aku fikir, apa indahnya jatuh cinta? sangat berbeda dengan yang mereka ceritakan padaku tentang jatuh cinta.
Cinta selalu membuatku sakit, bahkan aku selalu merasa bodoh dan tak berarti.

Aku perempuan bodoh,
yah, aku memang perempuan bodoh, yang selalu menggali lubang untuk kesakitannya sendiri, yang masih terus berkubang dengan perasaan semu untuk orang yang sudah tidak memperdulikannya, bahkan aku pikir, dy tidak menganggapku ada, bahkan SAMPAH.
Kalian tau, yang lebih bodoh adalah aku selalu mengeluarkan air mata untuknya, apalah aku ini :(.
aku ingin menamparnya sekali saja, setelah itu aku akan menampar diriku dan menyuruhnya bangun,,,

Aku sangat membencinya, dia yang membuka harapan itu kepadaku, namun dia pula yang menampiknya saat itu juga, mungkin dia berfikir aku tidak memiliki nurani.Dia bisa dengan mudahnya berganti ke hati lainnya pada saat yang bersamaan saat dia pikir aku memang bukanlah orang yang dia butuhkan, pernahkah sedikit saja dia berfikir mengenai aku? bukan melulu mengenai dia, fikirannya juga hatinya.
Atau pernahkah terbersit di fikirannya untuk meminta maaf kepadaku atas kekacauan yang terjadi di diriku?
manalah mungkin ada, siapalah aku ini, tidak pernah penting pula aku di matanya.

Aku pesakitan, dan dia membuat keadaanku lebih parah, sangat sulit bagiku mempercayai laki-laki untuk saat ini, sulitnya mengizinkan siapapun masuk lagi, dan entah apa aku masih memiliki perasaan.

"Setiap goresan luka yang telah kau torehkan, suatu saat nanti mungkin akan sembuh, namun bukan berarti tidak akan membekas"

Hmm,, tapi aku memang harus mengalah pada keadaan ini, mencoba mendamaikan nuraniku, aku hanya berharap semua ini memang yang terbaik untuknya, sesakit apapun aku, aku tetap menyimpan sayang ini untukmu. Walau aku lelah :(.
Pergilah sejauh mungkin, raihlah semua yang kau anggap benar dan semestinya kau dapatkan,,,

Lagu "Mudah Saja" dari Sheila on 7 menemaniku gemuruh di hati yang kutuangkan disini, membuat gerimis semakin deras.

-Ryrie-
Kutub Utara, 09 Desember 2011

19 Oktober 2011

-Bercermin-

Malam ini aku kembali menjumpai perempuan itu berhadapan dengan cerminnya,
namun malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya.
malam ini ia tidak tampak rapuh, bahkan ia mengembangkan senyumnya saat menatap wajah tanpa hijabnya,
yah dia memang tampak sedikit pucat, dengan mata pandanya, ahh bukankah ia selalu seperti itu :)
bukan,, bukan itu yang aneh, aku terus memperhatikan ia, yah  aku benar, ada yang lain malam ini, ada apa dengan nafasnya? mengapa dia tampak kesulitan bernafas? sakitkah perempuan itu? :(

aku segera tersadar dari lamunanku saat mendengar dia bicara,,
"hmm,, aku kesulitan bernafas hari ini, entah knapa, apakah aku asma? tapi rasa-rasanya aku tidak mengidap penyakit itu, lalu pertanda apa ini? rasanya seperti ada yang mau lepas dari rongga dadaku"
aku mendengarkan dia dengan seksama, pandangannya tak pernah lepas dari sang cermin, sambil berusaha mengatur nafasnya dengan baik.
"aku tau,  InsyaAllah ini bukan pertanda buruk, ini pasti proses pelepasan asa seperti yang sebelumnya pernah aku lalui" begitu ucapnya dengan senyum kecil.

aku terus menatapnya, tapi setelah kalimatnya barusan, ia hanya mematung di depan cermin itu, oh ternyata dia tidak mematung, bibirnya komat kamit seperti sedang melafadzkan sesuatu, sama seperti yang aku lihat sejak pagi tadi ia pergi bertarung dan pulang dengan peluhnya,,
apa yang dia lafadzkan?
oh ya aku ingat dia pernah bercerita mengenai sesuatu hal, ia bilang, saat galau, saat merasa tertekan, saat ingin meredam emosi negatifnya, ia selalu melafadzkan "ayat kursi".

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi Syafa'at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak tau apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS : Al-Baqarah : 255)"


semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuknya,, Amiin,,,

Aku melihatnya sudah tidak bercermin lagi, ia terlelap, mungkin kelelahan. aku selalu berharap selalu melihat dia tidur lebih cepat, melihat dia tersenyum. Dan seperti pagi ini, aku melihat dia begitu bersemangat pergi bertempur, nafasnya sudah semakin membaik, aku harap dia sudah pulih dan selalu bahagia.
Berbicara bahagia, aku ingat 3 konteks berbeda mengenai bahagia yang diucapkan sahabat-sahabatku :

1. Bagaimanapun kerasnya usahamu membuat semua orang bahagia, namun ketika berhadapan dengan    sebuah pilihan, pasti ada seseorang yang terluka.
2. Apakah untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan, harus dengan mengorbankan perasaan orang lain? dan bila ada orang lain yang terluka, apakah kamu yakin akan bahagia?
3. Lebih baik aku yang terluka dibandingkan orang lain tidak bahagia.

 aku tidak tau point ke berapa yang akan dia pilih bila perempuan itu dihadapkan pada pilihan tersebut, yang aku tau, aku hanya ingin dia bahagia, aku hanya ingin melihat dia dengan dirinya yang dulu, dia dengan senyum tanpa sirat kesedihan di matanya.
Aku yakin suatu saat perempuan itu akan menemukan sisi dirinya yang masih ia cari saat ini, dan selama dalam pencarian, aku berharap ia sanggup menjalani semua dengan baik..

Dia perempuan yang gemar bercermin, sangat suka bermimpi, dan selalu berbagi cerita pada cermin, dinding dan udara di sudut ternyamannya. Berbahagialah selalu, aku akan selalu di sampingmu, menjadi bayanganmu, dan menceritakan apa yang kulihat serta kudengar darimu, walau dengan tulisan yang tak sempurna, hanya itu yang bisa kulakukan untukmu.

19 Oktober 2011 di Kutub Utaraku
-Ryrie-

14 Oktober 2011

-Aku Menunggumu Dalam Diamku-

aku menyayanginya,,

entah sejak kapan dan bagaimana perasaan itu datang hingga akhirnya bergelayut manja di hati juga fikiranku.
aku tak pernah tau siapa laki-laki itu,
aku hanya pernah mendengar suaranya satu kali, namun belum pernah sekalipun kutatap keteduhan matanya,
dan yang paling aku tau, laki-laki itu selalu datang dan pergi sesuka hatinya,,
hmm,,
alasan apa yang membuatku menyayanginya? alasan apa yang membuatku begitu ingin melihatnya bahagia? lagi-lagi aku tak pernah tau, aku tak pernah memiliki alasan yang pas untuk menyayanginya, tapi apa menyayangi seseorang itu membutuhkan alasan?

aku ingat betul bagaimana dia pernah begitu manis denganku, aku selalu menyukai bagian itu, terasa begitu dekat walaupun tanpa saling menatap juga mendengar, dan itu sudah cukup bagiku.
tapi yah perasaan itu kadang begitu sulit diterjemahkan apalagi dipendam terlalu lama,,
akhirnya ia utarakan juga perasaannya kepadaku, dan aku menerimanya,,,
eiiitttsss,, jangan salah, kami tidak memiliki komitmen apapun, yah hubungan yang kami jalin masih sama seperti sebelumnya, hanya saja sedikit berbeda,,
taukah apa yang berbeda, setelah kalimat itu terlontar, ia langsung bergegas menjauh menghindariku tanpa ada sedikitpun peringatan darinya.

aku galau, aku merasa seperti tak dihiraukan, aku merasa tak diinginkan, aku merasa bodoh, aku merasa dan aku merasa,,  yah semua rasa berkecamuk di fikiran hingga mengendap cukup tebal di hatiku.
negatif,, positif,, negatif,, positif,, selalu saja itu yang memenuhiku acap kali melihat aktivitas di akun jejaring sosial miliknya.
perang antara negatif logikaku dengan positifnya hatiku menyempurnakan rasa galau itu yang berujung penganiayaan terhadap dinding-dinding kamarku yang tak berdosa, aku marah,,

aku marah, sedih, terluka, dan dengan segala cara aku berusaha menganggapnya tidak pernah ada, akupun ingin dia menganggapku demikian, tidak pernah ada.
aku sangat benci karena semua rasa itu hanya bertahan sampai 2 hari yang lalu, sebelum kuterima inbox di akun jejaring sosialku,,
kalimat "heii,, aku kembali,, maaf" darinya menghilangkan semua marah, sedih bahkan luka di detik itu juga, senyum yang terkembang di bibir ini.
bodohkah aku? aku tak bisa menjawab pertanyaan itu, namun itu yang aku rasakan, aku menyayanginya,,

dia juga bilang

"Kamu tetap ada di kehidupanku.. hanya saja memiliki tempat tersendiri yang untuk sementara waktu kemarin disembunyikan.. Diam bukan berarti lupa.. mundur bukan berarti menjauh.. hanya sedikit membutuhkan waktu untuk menentukan rasa.. apakah ini pilihanNya untukku"

yah dia benar, seharusnya aku sabar, seharusnya aku tau bahwa hanya Allah yang memiliki hak untuk menentukan yang terbaik untukku, dan harusnya aku segera tersadar dan minta ampun karena rasaku kepada laki-laki itu terlalu berlebihan,,
tak semestinya kujejali pikiranku dengan segala hal yang masih semu, yang belum tentu menjadi hak ku

Seharusnya aku melakukan ini sejak awal, 


"Menyayangimu dalam diamku, berdo'a agar kau segera menghampiriku, menjadikan aku makmummu di hadapanNya, mitramu membangun sebuah istana di dunia dan akhirat kita,, atau bila Allah berkehendak lain, aku akan tetap dalam diamku, memperhatikanmu dari tempatku berdiri, dan pergi menjauh saat kulihat kau bahagia"

"Ya Rabb, sayangi ia selalu, luruskan selalu niatnya, berkahi setiap langkahnya yang berada di jalanMu,  sehatkan selalu jiwa dan raganya, serta jadikan ia umatMu yang mulia"


*buat kamu yang berada di tanah yang sama denganku, terimakasih selalu menamparku dengan segala kata dan sikapmu,, dengan noteku yang panjang tak berarah ini, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku selama ini dan aku hanya ingin katakan bahwa "aku menyayangimu tanpa alasan apapun"


-Ryrie-