18 September 2011

-18 Sept 2011-


18 Sept 2011

Alhamdulillah masih dikasih nafas untuk sampai ke detik ini
menjumpai usiaku yang lebih dari seperempat abad,,
hmm,, apa yang sudah kulakukan?
rasanya belum ada yang pantas aku banggakan
yah,, tapi apa yang sudah kupelajari dalam hidup ini haruslah aku syukuri
melewati segala hal baik dan buruk harus tetap masuk kecatatan harian hidupku,,

sampai hari ini aku masih sendiri setelah 2 tahun kemarin
aku masih mengais keping2 harapan dan rasa dalam diriku
aku ingin memiliki malaikat yang selalu melindungi saat aku hidup dan menjemputku di pintu surgaNya saat kami kembali,,
aku ingin memiliki malaikat yang senantiasa berlindung di bawah naungan kasih sayangku
aku juga ingin melihat binar2 bahagia di wajah malaikat2 yang aku miliki saat ini,,
dan,, huh,, banyak sekali keinginanku,,
aku memang manusia biasa yang tak pernah kunjung puas akan 1 harapan

sebenarnya aku selalu cemas menghadapi hari ini
karena September selalu menorehkan luka di perjalananku
perjalanan kehilangan menurutku,,
dan yah hari ini aku kembali kehilangan,,
kehilangan seorang yang sudah berhasil merobohkan dinding yang kubuat dengan usahaku untuk mengendalikannya
tapi tak apalah toh aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, semua tak lagi membuatku terpuruk
walau ada luka kecil di dalam sana,,

aku masih memiliki sahabat2 yang memperhatikanku
yang peduli dengan keberadaanku,,
yang tak peduli bagaimana hitam dan putih warna lembar catatanku
yah,, hari ini aku seharusnya bahagia, dan harus tersenyum,,
karena lagi2 inilah awal hidupku dengan sisa usia yang entah berapa lama lagi
aku harus menjadi seorang manusia
manusia yang memanusiakan manusia,, :)

terimakasih kuucapkan pada seluruh keluarga, teman dan sahabat yang selalu ada dalam setiap detik hidupku
semoga keberkahan selalu tercurah dalam hidup kalian,, Amiin,,

Luv u :-*


-Ryrie- 



09 September 2011

-Lumpuh-

03 September 2011


aku melihatnya lagi untuk yang kesekian kalinya
tetap di sudut kamarnya, di depan cermin itu
tatapannya kosong, hanya derai air mata yang menemaninya
entah apa yang ia pikirkan, apa yang ia rasakan
dia terlihat begitu pedih
aku ingin sekali memeluknya untuk bertanya ada apa
tapi masih saja bibir ini terkunci,
dia menatap foto di depan cermin itu dengan pandangan nanar
foto orang2 yang ia cintai walau telah berpindah dimensi dengannya
yah,, dia termenung, lalu kembali menangis
seakan dia berkata "peluk aku, bawa aku bersama kalian"
aku tak habis pikir, mengapa ia selalu menangis?
tak bisakah ia mengikhlaskan hidup?
aku rindu tatapan cerianya, rindu senyum yang mengembang tulus
bukan senyum palsu yang sering ia tunjukkan padaku
bukan mata yang dipaksanya terisi hal indah
kemana ia pergi? siapa dia?
aku hampir tidak mengenalnya sekarang

ia selalu tampak ceria dikala langit terang
namun kembali menangis di sana saat pekatnya
aku tak bisa menyentuh perasaannya
seperti biasanya,,
karena ia begitu pandai menutupi semua itu dariku,
darinya dan mungkin dari kalian,,

kumohon, jangan lanjutkan itu
aku sudah tak tahan hanya dapat memandangmu dalam diam
aku tak mampu lagi melihatmu lumpuh
lumpuh dalam ketidakberdayaan rasa
jangan kau buat hatimu mati
mati untuk satu hal semu
kau harus bangkit seperti dulu
yah,, dulu,, bangkit dengan segala optimismemu menjalani hidup
hidup yang kau terapkan kesekelilingmu

jadilah perempuan kuat sayang
jangan biarkan dunia membuatmu lumpuh
aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya
jangan pernah merasa semua orang membuangmu
karena kau terlalu istimewa untuk merasa tak berharga
tolong sudahi perihmu itu
karena aku sudah tak sanggup lagi
untuk melihatmu selalu berada di depan cermin tak bernyawa itu


-Ryrie-

02 September 2011

-Dibuang Rasa-


Ketika menulis ini, aku tak pernah mengerti apa yang tengah kurasakan, sakitkah? atau sebaliknya?
aku hanya bisa berfikir bahwa tak seorangpun merasa aku pantas dimiliki, tak pantas diperjuangkan, setiap orang bebas datang dan pergi sesuka mereka, singgah sebentar di hati ini, dan bahagia bersama orang lain,,
dan setiap orang bebas memberi angin segar kepadaku lalu mendorongku masuk ke pusaran angin tanpa mengeluarkan aku dari sana,,

aku merasa lumpuh, merasa makin muak dengan mereka
aku bilang bahwa hal itu tidak mempengaruhiku, yah hal itu memang tidak mempengaruhi rasaku terhadapmu, tapi hal itu mempengaruhi aku dengan pandanganku, aku dengan segala hal yang sudah terjadi padaku dan itu berpengaruh untuk hidupku,,
aku merasa dibuang, diabaikan dan tak berharga,,
semua yang pernah dikatakan berbanding terbalik dengan kenyataan, apa ini sebenarnya?
semuanya semu, semua abu2,,
mendadak kelabu sudah, lagi2 aku jatuh,,

aku muak dengan kalian yang menyiramiku dengan janji manis
aku muak dengan kalian yang menumbuhkan taman bunga di hatiku
dan aku muak dengan kalian yang menghidupkan aku dalam kepalsuan
aku muak dengan makhluk bergender itu,,

sekali lagi aku bertanya, apakah aku hanya pantas menjadi objek perencanaan?
objek uji coba rasa kalian? atau objek pemuas dahaga kalian?
ingat, aku manusia,,,

sahabatku bilang, mereka yang tidak pantas untukmu, kamu tidak butuh mereka, kamu butuh seseorang yang lebih tangguh darimu,,
dan yaa,, hanya itu yang jadi penghiburku kini, aku tidak butuh kalian yang selalu membuatku lemah, aku butuh penguat imanku, aku butuh penguat batin dan hidupku,,
dan aku percaya Allah selalu bersamaku, menuntunku menuju dia yang akan selalu menjadi kekuatanku, bukan menjadikanku abu terlebih seonggok sampah,,,


-Ryrie-

-Sudut Ruang Tidurnya-


ada dia yang tengah menantiku di sudut ruang tidurnya
dia dengan air muka tenang dan senyum mengembang
kala merajut mimpi bersama sang malaikat
dia dengan tatapan mata yang menghanyutkan rasa
segala rasa tumpah ruah menjadi satu makna rindu
dia tetap di sudut ruang tidurnya
dengan igau yang tak pernah kumengerti
karena igauan yang kudengar seperti lagu
yang slalu menari di kalbuku
aku ingin menyertainya di sudut ruang itu
mengikuti segala impiannya bertemu sang malaikat
suatu saat nanti
saat dimana tak ada lagi kata yang keluar dari bibir ini
tetaplah menantiku disana
hingga ujung waktuku,,,


-Ryrie-